Ini Gejala dan Penyebab Konstipasi pada Anak

Ini Gejala dan Penyebab Konstipasi pada Anak

Konstipasi atau yang lebih dikenal dengan sembelit merupakan sebuah kondisi gangguan pencernaan yang membuat seseorang mengalami kesulitan buang air besar, tidak jarang juga terjadi perubahan konsistensi feses menjadi keras. Pada anak-anak, konstipasi menjadi salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi. Berikut ini gejala dan penyebab konstipasi pada anak.

Gejala Konstipasi

Gangguan pencernaan ini merupakan kasus yang sebagian besar bersifat sementara pada anak. Konstipasi merupakan kondisi umum yang biasanya ditandai dengan feses keras dan kering sehingga, anak mengalami kesulitan buang air besar bahkan dengan frekuensi yang lebih jarang dari biasanya.

Secara umum, sejumlah ciri-ciri konstipasi pada anak dapat ibu waspadai apabila anak sudah mulai tidak BAB selama beberapa hari, anak mengalami demam, nyeri perut, dan perut kembung. Tidak jarang konstipasi pada anak juga bisa menurunkan nafsu makan anak hingga anak mengalami penurunan berat badan.

Feses yang mengeras pada kondisi anak yang mengalami konstipasi dapat menimbulkan gejala pendarahan pada dubur anak akibat luka atau pada istilah medis dikenal dengan sebutan fisura. Anak sering mengeluarkan bercak-bercak di celana karena tinja yang menumpuk di rektum, tinja atau kentut berbau busuk, serta cenderung terlihat lemas, rewel atau murung juga menjadi gejala lain konstipasi yang mungkin terjadi pada anak.

Penyebab

Konstipasi atau sembelit terjadi pada anak ketika kondisi feses atau tinja bergerak lambat pada saluran pencernaan, hingga menyebabkan tinja menjadi keras dan kering. Konstipasi merupakan gangguan kesehatan yang menyerang pencernaan. Seringnya anak-anak mengalami konstipasi  ketika mereka beralih dari konsumsi makanan serba cair ke makanan padat.

Dalam kondisi tersebut anak melalui proses adaptasi yang biasanya menjadi sulit makan. Untuk menghindari kondisi tersebut ibu perlu memperhatikan pola makan anak, penuhi asupan gizi anak dengan cara yang tepat. Sangat disarankan untuk ibu memberikan sayur, buah, dan makanan kaya serat dalam dosis yang cukup.

Perlu dicatat, jika anak banyak mengonsumsi makanan kaya serat tetapi tidak mendapatkan cukup cairan, maka hal tersebut dapat membuat masalah lebih buruk. Selain disebabkan faktor pola makan konstipasi pada anak juga dapat terjadi akibat faktor genetik dan lingkungannya. Anak yang memiliki salah satu anggota keluarga yang sering mengalami konstipasi, lebih mungkin cenderung berisiko terserang konstipasi.

Seringnya anak mengabaikan keinginan untuk buang air besar juga bisa menjadi pemicu terjadinya konstipasi. Kebiasaan anak menahan BAB biasanya disebabkan oleh beberapa hal. Diantaranya adalah munculnya rasa trauma ke toilet untuk BAB, karena saat anak sedang BAB ia merasa kesulitan dan kesakitan mengeluarkan feses.

Itulah gejala serta penyebab konstipasi pada anak yang perlu ibu waspadai. Mencukupi kebutuhan gizi adalah hal utama yang perlu dilakukan ibu dalam menghindari gangguan kesehatan pada anak. Selain itu membiasakan anak untuk teratur BAB juga perlu diajarkan sejak dini.