Masyarakat Ekonomi Asean di Indonesia

Masyarakat Ekonomi Asean di IndonesiaMasyarakat di kawasan Ekonomi Asean kini perlu mempersiapkan diri. Pasalnya dengan berlakunya era pasar bebas atau yang dikenal dengan nama Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) ini, masyarakat Asean dituntut untuk siap dalam bersaing secara terbuka dengan masyarakat dari negara Asean lainnya. MEA telah membuka kesempatan yang sama bagi setiap negara di Asean untuk terus berkembang dalam memajukan ekonominya. Dengan adanya MEA, kompetisi antara masyarakat di kawasan Asia Tenggara akan semakin ketat khususnya dalam hal pemberdayaan ekonomi dan peningkatan daya beli. Cara menghadapi MEA tiap negara dipastikan berbeda. Perbedaan cara itu disebabkan oleh faktor-faktor sosial budaya (social and culture) serta sistem ekonomi yang berlaku di setiap negara.

Sebagai salah satu negara terbesar di wilayah Asia Tengara, Indonesia tentunya punya cara khusus dalam menghadapi MEA. Dengan didukung oleh Sumber Daya Alam yang potensial dan melimpah serta jumlah penduduk yang lebih, tentu saja Indonesia bisa lebih unggul jika dibandingkan dengan negara lainnya. Cara menghadapi MEA ini harus segera disosialisasikan dan juga diimplementasikan khususnya kepada generasi muda Indonesia. Sehingga para generasi mudah bisa menyiapkan diri mereka sedini mungkin dalam menghadapi persaingan ketat antara kawasan Asia Tenggara ini.

Ada beberapa cara menghadapi MEA yang bisa diterapkan oleh masyarakat Indonesia, khususnya bagi generasi muda. Cara yang pertama yakni dengan menjadikan informasi sebagai senjata utama. Menjadikan informasi sebagai senjata utama disini maksudnya adalah generasi muda di Indonesia bisa mengatur strategi MEA dengan mencari informasi terkini atau ter-up to date sebanyak-banyaknya.

Pilihlah informasi secara bijak dan cermat yang sekiranya bisa dijadikan peluang. Informasi tersebut tidak hanya bisa dijadikan peluang untuk pengembangan diri, tetapi diharapkan juga bisa memberikan kontribusi positif di masyarakat terutama lingkungan sekitar. Informas-informasi yang bisa digali tersebut bisa berupa deretan nama-nama perusahaan asing yang bekerja sama dan telah masuk ke Indonesia, informasi seputar perkembang bisnis dalam negeri dan juga luar negeri. Informasi tersebut tidak harus terpaku pada informasi mengenai regulasi atau peraturan dari pemerintah saja, tetapi juga berupa isu-isu sosial atau topik yang sedang hangat dibicarakan dalam skala Internasional. Informasi tersebut bisa didapatkan baik melalui media cetak ataupun internet. Walau begitu, ketika menggali informasi warga Indonesia dituntut untuk selalu jeli, cermat dan bijak agar tidak termakan oleh isu-isu miring atau kabar hoax yang kini banyak beredar di Indonesia.

Selain itu, kemampuan bahasa asing yang mumpuni juga merupakan skill utama dalam menghadapi masyarakat ekenomi Asean di Indonesia. Penguasaan bahasa Inggris sebagai bahasa asing merupakan syarat utama, pasalnya akan banyak investor dari negara Asean hingga barat yang nantinya akan masuk ke Indonesia. Kemampuan bahasa asing di luar bahasa Inggris juga dapat menambah nilai plus seperti kemampuan bahasa mandarin, bahasa jepang, atau bahasa Prancis. Dengan memiliki kemampuan bahasa asing yang mumpuni, masyarakat Indonesia diharapkan dapat berkomunikasi baik dengan pihak investor atau para pekerja lainnya dengan lancar.

Cara menghadapi MEA yang bisa diterapkan oleh masyarakat Indonesia selanjutnya adalah dengan menumbuhkan budaya profesioalisme. Menumbuhkan budaya profesionalisme sebenarnya merupakan kunci dasar dalam mewujudkan MEA berientegritas di Indonesia. Budaya profesionalisme yang bisa diterapkan tidak hanya berkutat dalam bentuk sertifikasi, tapi lebih cenderung pada hal-hal kecil namun mendasar seperti budaya disiplin. Budaya disiplin ini juga telah digunakan oleh negara tetangga yakni Singapura sejak sekian lama, sehingga sudah tidak heran lagi jika negara ini merupakan satu-satunya negara maju di Asia Tenggara.